Powered By Blogger

Minggu, 18 Maret 2012

Jurus menaklukan pendengar dalam berpidato



Hai kawan KPC..

Mba kuntie punya cerita nih. Ternyata bukan hanya silat atau kung fu ja yang punya jurus lho. Tetapi, dalam berpidato juga ada jurusnya. Dan jurusnya ini digunakan untuk menaklukan para peserta agar mereka suka dan betah dalam mendengarkan pidato kita. Jurus-jurusnya itu antara lain :


Ungkapkan bahwa kita merasa terhormat dapat berpidato dihadapan para pendengar. Dengan demikian pendengar akan merasa tersanjung dan terhormat.

Berikan penghargaan yang tulus kepada pendengar. Dengan cara kita dapat mengungkapkan sesuatu yang positif tentang pendengar,yang baik tentang pendengar, yang mereka tidak pernah menyangka bahwa kita mengetahui dan mengatakan dalam pidato kita. Untuk melakukan hal ini tentunya kita perlu melakukan penelitian terlebih dahulu tentang siapa yang akan menjadi pendengar kita saat kita berpidato.

Jika mungkin kita dapat menyebutkan nama beberapa haidirin. Bukankah kita merasa bangga jika ada yang menghapal nama kita. Demikian halnya saat kita berpidato dan mencoba menyebut nama seseorang, maka orang tersebut juga kan mersa bangga dan terhormat.

Jangan membual. Tidak seorang pun menyukai pembual, terlebih jika dirinya dibuali. Namun, kita perlu meyakinkan pendengar bahwa kita memiliki otoritas, terutama pada masalah yang sedang kita bicarakan. Dengan demikian, pendengar kita tidak merasa sia-sia dan sungguh mendapatkan manfaat dari apa yang kita presentasikan.

Pemilihan sebutan. Dalam menyampaikan sebuah pidato akan lebih baik jika kita menggunakan sebutan ‘kita’ bukan ‘anda’. Terutama pada saat kita memberikan nasihat kepada orang lain. Dengan menyebut kita, kita telah melibatkan diri dalam nasihat tersebut. Lain halnya saat kita memuji, hendaklah kita menggunakan kata Anda.

Tersenyumlah. Ada pepatah mengatakan “Saat Anda tersenyum,dunia tersenyum kepada Anda. Saat Anda menangis, Anda menangis seorang diri”. Mengapa kita tidak tersenyum saja? Biarkan semua orang tersenyum bersama kita.

Berbicaralah hal-hal yang menarik. Jika kita ingin pembicaraan kita didengar  oleh orang lain,kita harus mencari tahu apa yang sedang diminati dan disenangi oleh pendengar kita. Dengan mengerti selera pendengar niscaya apa yang kita sampaikan akan berkenan dihati pendengar.

Nikmati pidato kita. Dengan menikmati apa yang sedang kita bicarakan dan kita merasa bahagia dapat menyampaikan  pada pendengar maka pendengar kita juga akan merasa bahagia dan menikmatinya. Jika kita merasa tidak nyaman saat berbicara, maka pendengar kita pun kan merasa tidak nyaman saat mendengarkan apa yang sedang kita bicarakan.

Sentuhlah emosi pendengar. Setiap oranng memiliki pengalaman yang mengesankan diadalam hidupnya. Diantaranya adalah pengalaman tentang keluarga, atau tentang orang-orang yang kita cintai. Saat kita mampu menyentuh pendengar dengan hal-hal tersebut, maka kita tengah menjalin satu ikatan batin dengan pendengar. Dengan demikian, pendengar akan lebih memahami dan menyukai kita.

Bukalah diri untuk kritik dan janganlah mudah tersinggung. Kesombongan akan menjatuhkan diri kita dari orang lain. Jika kita tidak ingin diterima orang lain, maka kita tidak boleh menutup diri dari kritik dan tidak mudah tersingung. Demikian halnya dalam berpidato. Hendaklah kita dengan rela hati menerima kritik dan saran dari pendengar kita dan tidak membuat kita menjadi tersinggung. Dengan menerima kritik sebenarnya kita membuka diri untuk berkembang dan lebih cakap dalam berpidato. Hanya orang lainlah yang mampu menilai kekurangan dan kelebihan kita secara objektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar