Hai kawan KPC..
Mba kuntie punya cerita nih.
Ternyata bukan hanya silat atau kung fu ja yang punya jurus lho. Tetapi, dalam
berpidato juga ada jurusnya. Dan jurusnya ini digunakan untuk menaklukan para
peserta agar mereka suka dan betah dalam mendengarkan pidato kita.
Jurus-jurusnya itu antara lain :
Ungkapkan bahwa kita merasa
terhormat dapat berpidato dihadapan para pendengar. Dengan demikian pendengar
akan merasa tersanjung dan terhormat.
Berikan penghargaan yang tulus
kepada pendengar. Dengan cara kita dapat mengungkapkan sesuatu yang positif
tentang pendengar,yang baik tentang pendengar, yang mereka tidak pernah
menyangka bahwa kita mengetahui dan mengatakan dalam pidato kita. Untuk
melakukan hal ini tentunya kita perlu melakukan penelitian terlebih dahulu
tentang siapa yang akan menjadi pendengar kita saat kita berpidato.
Jika mungkin kita dapat
menyebutkan nama beberapa haidirin. Bukankah kita merasa bangga jika ada yang
menghapal nama kita. Demikian halnya saat kita berpidato dan mencoba menyebut
nama seseorang, maka orang tersebut juga kan mersa bangga dan terhormat.
Jangan membual. Tidak seorang pun
menyukai pembual, terlebih jika dirinya dibuali. Namun, kita perlu meyakinkan
pendengar bahwa kita memiliki otoritas, terutama pada masalah yang sedang kita
bicarakan. Dengan demikian, pendengar kita tidak merasa sia-sia dan sungguh
mendapatkan manfaat dari apa yang kita presentasikan.
Pemilihan sebutan. Dalam
menyampaikan sebuah pidato akan lebih baik jika kita menggunakan sebutan ‘kita’
bukan ‘anda’. Terutama pada saat kita memberikan nasihat kepada orang lain.
Dengan menyebut kita, kita telah melibatkan diri dalam nasihat tersebut. Lain
halnya saat kita memuji, hendaklah kita menggunakan kata Anda.
Tersenyumlah. Ada pepatah
mengatakan “Saat Anda tersenyum,dunia tersenyum kepada Anda. Saat Anda
menangis, Anda menangis seorang diri”. Mengapa kita tidak tersenyum saja?
Biarkan semua orang tersenyum bersama kita.
Berbicaralah hal-hal yang
menarik. Jika kita ingin pembicaraan kita didengar oleh orang lain,kita harus mencari tahu apa
yang sedang diminati dan disenangi oleh pendengar kita. Dengan mengerti selera pendengar
niscaya apa yang kita sampaikan akan berkenan dihati pendengar.
Nikmati pidato kita. Dengan menikmati
apa yang sedang kita bicarakan dan kita merasa bahagia dapat menyampaikan pada pendengar maka pendengar kita juga akan
merasa bahagia dan menikmatinya. Jika kita merasa tidak nyaman saat berbicara,
maka pendengar kita pun kan merasa tidak nyaman saat mendengarkan apa yang
sedang kita bicarakan.
Sentuhlah emosi pendengar. Setiap
oranng memiliki pengalaman yang mengesankan diadalam hidupnya. Diantaranya
adalah pengalaman tentang keluarga, atau tentang orang-orang yang kita cintai.
Saat kita mampu menyentuh pendengar dengan hal-hal tersebut, maka kita tengah
menjalin satu ikatan batin dengan pendengar. Dengan demikian, pendengar akan
lebih memahami dan menyukai kita.
Bukalah diri untuk kritik dan
janganlah mudah tersinggung. Kesombongan akan menjatuhkan diri kita dari orang
lain. Jika kita tidak ingin diterima orang lain, maka kita tidak boleh menutup
diri dari kritik dan tidak mudah tersingung. Demikian halnya dalam berpidato.
Hendaklah kita dengan rela hati menerima kritik dan saran dari pendengar kita dan
tidak membuat kita menjadi tersinggung. Dengan menerima kritik sebenarnya kita
membuka diri untuk berkembang dan lebih cakap dalam berpidato. Hanya orang
lainlah yang mampu menilai kekurangan dan kelebihan kita secara objektif.