Powered By Blogger

Selasa, 28 Agustus 2012

obrolan sore

seorang wanita paruh baya sedang membuat kopi hitam panas untuk sang suami di dapurnya yang sangat sederhana. dengan lantai dapur yang masih berupa tanah belum seperti ruang tengah dan dan depan yang sudah menggunakan lantai ubin. dan itu pun masih ubin yang sederhana. ubin yang biasa digunakan oleh orang kampung.
diantarnya kopi hitam panas itu ke runang depan. ditaruhnya kopi itu disamping seorang lelaki tua yang sedang mengipas badannya dengan topi caping. tak lupa ubi hangat disajikan sebagai teman minum kopi.

"ayo pak..diminum kopinya selagi panas.." kata ibu sambil meletakkan nampan dipangkuaannya.

"iya bu..sebentar nunggu keringat bapak sedikit hilang.." bapak masih mengipas2kan topi capingnya.

"bagaimana padinya pak..??bagus..??ga diserang hama kan..??"

"padinya bagus..hamanya juga tidak banyak jadi masih bisa bapak atasi..pake obat yang dikasih pak kades kemarin itu lho bu..masihkan obatnya..??"

"masih pak..masih banyak malah..ibu simpan ditempat biasa..dibawah meja dapur.."

"kita boleh saja jadi petani ya bu..tapi anak kita harus lebih sukses dan maju..jangan ikut sengsara seperti kita.."

"iya pak..anak kita harus lebih baik dari kita ya pak.."

"walaupun setiap saat bapak harus mandi keringat seperti ini..bapak rela..asalkan anak kita yang semata wayang itu berhasil.." bapak topi capingnya dan menyruput kopinya yang masih panas.

"sebenarnya pak..ini pikiran ibu lho pak..sekolah itu sebenarnya yang mahal cuma lembaran sertifikat dan pengakuannya saja..sedangkan ilmunya itu gratis..iya ga pak..nih bapak ke baladai desa dikasih penyuluhan tentang bibit, hama, cara panen dan sebagainya itu kan juga ilmu..bapak tidak membayarkan..gratiskan..??malah bapak dikasih bonus obat hama..berarti yang mahal itu sertifikatnya pak.."

"bener juga sih bu..tetapi memang sudah begitu adanya mau bagaimana lagi..??yang terpenting anak kita pintar, terpelajar dan tidak bodoh seperti kita..karena menurut bapak..pendidikan itu adalah mata uang yang berlaku dimana pun berada.."

"iyaya pak..semoga anak kita disana belajar dengan sungguh-sungguh..karna kita hanya petani..yang bekerja dan mendapatkan uang dari sawah orang.."

"semoga saja ya bu.."

suara motor berhenti didepan jalan. seorang lelaki muda turun dari boncengan motor dan membayarkan beberapa lembar uang kepada tukang ojek itu.

"bapak..ibu.." anak lelaki itu melambaikan tangannya

"seperti anak kita pak.." ibu bangkit dari duduknya mencoba memastikan

"apa iya bu.." bapak juga ikut bangkit dari duduknya.

"bapak..ibu.." anak itu berlari.

"benar pak..itu anak kita..anak ku.." ibu merentangkan tangannya menyabut pelukan anaknya.

"ibu.." memeluk sang ibu kemudian diciuminya oleh sang ibu  " bapak.." memeluk bapak sambil ditepuk-tepuk bahunya oleh sang bapak.

"bapak..ibu..besok lusa ikut saya kekota yah.." katanya sembari mencari sesuatu didalam tas ranselnya.

"kekota nak..??untuk apa..??" tanya ibu.

"untuk ini bu..pak..saya lulus..dan dapat peringkat satu di universitas.." sambil menunjukan amplo putih berlogokan lambang universitas.

"ya tuhan..selamat ya nak..ibu bangga kepadamu nak.."

"bapak juga bangga padamu nak..selamat yah.."

"terima kasih pak..bu..yang sudah bekerja keras untuk saya..terima kasih.."

anak itu memeluk kedua orang tuanya. dan mereka bertiga menangis haru dalam pelukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar